Senin, 27 Oktober 2008

LUCU ya

Bangsa Indonesia bangsa ku, tp kenapa bangsa ini menjadi bangsa yang murat-marit . lucu....ya..lucu dan sungguh lucu melihat tingkah laku bangsa ini. Masalah RUU pornografi semua ribut baik yang pro dan kontra, yang kontra menganggap RUU ini melanggar HAM krn budaya bangsa indonesia dlm segi bpakaian ada yang terbuka seperti saudara kita di Irian Jaya, sungguh lucu bangsa ini ketika ada yang menikah anak gadis di umur 12 tahun itupun diributkan padahal klw dibawa mslh HAM bahwa itu sah2 aja.Jadi bangsa ini sebenarnya lagi bermasalah yaitu yang paling penting adalah MORAL. Jadi mau bangsa ini apa diatur gak mau tapi mau ngatur bangsa ini ya..yang ada seperti sekarang

Wnita tangguh




Ketika pulang dari perjalanan dari Syam (Syria), Malik menjumpai Ummu Sulaim binti Milhan isterinya telah masuk Islam. Tentu saja dia marah. "Apakah kau sudah berpindah agama?" tanya Malik.

"Tidak, aku tidak berpindah agama. Tetapi aku percaya dengan anak laki-laki ini" jawab isterinya.

Yang dimaksud anak laki-laki itu adalah Anas bin Malik Al Anshary, yang lahir di Madinah pada tahun ke-10 sebelum Hijriyah.Mendengar isterinya mengajarkan syahadat kepada anak lelakinya, Malik yang kafir itu semakin emosi.

Dengan muka merah padam dia membentak isterinya."Jangan kau rusak anakku ini!""Aku tidak merusaknya" jawab isterinya.

Selang beberapa hari, Malik pergi lagi ke Syam. Di sana dia dihadang musuh-musuhnya hingga akhirnya tewas terbunuh. Sejak itu Ummu Sulaim berikrar, "Aku tidak akan menceraikan Anas dari menyusui hingga ia meninggalkannya sendiri. Dan aku tidak akan kawin lagi sebelum dia dapat duduk dan dapat menyuruh aku." katanya.Menanggapi tekad ibunya, Anas selalu berdoa kepada Allah agar berkenan membalas jasa dan amal ibunya.

Sebagai seorang janda, Ummu Sulaim cukup teguh pada pendiriannya. Ketika seorang lelaki, Abu Talkhah datang meminangnya, dia menolaknya. Tekadnya, dia harus berhasil menaklukkan calon suaminya dari musyrik menjadi muslim."Abu Talkhah, Allah mengetahui bahwa aku sungguh cinta kepadamu, namun sayang sekali kau masih kafir, sedang aku ini muslimah. Jika kamu mau memeluk Islam, aku tidak keberatan menerima lamaranmu. Aku tidak akan menuntut emas kawin kecuali keislamanmu itu, tiada yang lain." Katanya.Dengan perasaan malu dan kecewa, Abu

Talkhah meninggalkan Ummu Sulaim karena keberatan masuk Islam. Tetapi karena dia sudah terlanjur cinta, pada kesempatan lain dia datang kembali, namun Ummu Sulaim tetap pantang menyerah.

"Abu Talkhah, apakah anda tidak malu menyembah kayu?" katanya.

Mendengar ucapan itu, Abu Talkhah menjadi sadar dan insaf serta berikrar memeluk Islam seraya mengikrarkan syahadatain.

Mendengar ucapan itu, Ummu Sulaim segera memanggil Anas anaknya. "Wahai Anas, kawinkan Abu Talkhah ini"

Demikianlah, berkat kebijaksanaan Ummu Sulaim, Abu Talkhah memeluk Islam. Bahkan akhirnya di kenal sebagai pembantu dan pendukung Rasulullah yang gagah berani dalam jihad fi sabilillah serta ikut menghadiri bai'at Aqabah.Ummu Sulaim sendiri dikenal sebagai wanita yang ikut terjun langsung dalam berbagai pertempuran bersama Rasulullah. Dialah yang memberi pertolongan kepada para prajurit muslim dengan memberi makanan dan minuman, serta merawat mereka yang terluka. Bahkan bersama Abu Talkhah suaminya, ibu ini pernah bertempur langsung merebut senjata musuh untuk membentengi Rasulullah.

Jangan Pernah Takut




Mendengar kata cantik, mungkin benak kita langsung membayangkan sosok
tinggi- langsing, berkulit halus-lembut, dan memiliki wajah seindah
purnama. Persis seperti model iklan kosmetika di televisi. Berjuta-
juta perempuan dengan wajah pas-pasan iri dan tergoda mencoba
kosmetika tersebut. Apalagi narasi iklan sering menggambarkan begitu
banyaknya laki-laki tampan tertarik padanya. Secara tak langsung
iklan tersebut berkampanye; seperti inilah perempuan idaman laki-laki.

Kebanyakan orang menilai cantik tidaknya perempuan hanya dari fisik
semata. Dan beruntunglah mereka yang dianugerahi rupa seindah
mutiara. Tapi, bagaimana dengan mereka yang punya jasmani pas-pasan?
Betapapun mereka sudah menggunakan kosmetik mahal, sulit menandingi
perempuan yang sejak lahir sudah cantik.

Ada
cara yang mudah dan murah untuk membuat perempuan cantik, meskipun
secara fisik mereka kurang menarik. Yang pertama kali harus dilakukan
adalah mendefinisikan kembali makna cantik tersebut. Cantik bukan
masalah fisik semata. Kecantikan sejati juga bisa diraih dengan
memaknakan kecantikan sebagai berikut:

1. Kecantikan perempuan ada dalam iman taqwanya yang menyejukkan
mata kaum laki-laki.

Seorang perempuan yang menghias jasmaninya dengan iman da taqwa akan
memancarkan cahaya surga. Dengan kepatuhannya menjalankan ibadah, ia
akan memesona. Yang kuasa akan memberikannya kecantikan abadi, magnet
alami. Tak perlu kosmetik, parfum atau penampilan berlebih, laki-laki
akan tertarik padanya.

2. Kecantikan perempuan ada pada kehangatan sikapnya yang mampu
menggetarkan sensifitas dan kecintaan pria

Secara umum laki-laki memang responsif terhadap perempuan yang bagus
fisiknya.
Tapi ketertarikan itu tak kekal, bisa membuat laki-laki
bosan. Kehangatan kasih sayang dan cinta kasih yang tuluslah yang
akan membuat sang pria nyaman berada di sisinya. Tak bisa
melupakannya.

3. Kecantikan Perempuan ada pada kelembutan sikapnya

Kelembutan bukan berarti lembek dan manja. Kelembutan seperti roti.
Meskipun sedikit, tapi mengenyangkan. Dari toko roti manapun roti
berasal, ia tetap lembut. Jadi perempuan dari suku manapun bisa tetap
lembut, pada pasangannya, pada anak-anaknya. Asalkan ia mau berusaha.

4. Kecantikan perempuan berada dalam pandangannya yang teduh dan
suaranya yang hangat.

Walau mata tak seindah bintang kejora, setiap perempuan bisa memiliki
mata embun. Teduh. Sejuk. Tak gampang emosi. Menyikapi tingkah laku
sekitarnya secara bijak. Ia selau berprasangka baik. Perkatannya
bukan pisau yang menikam. Perkataannya adalah bara yang menyalakan
semangat di dada. Tak ada kata sia-sia yang terucap dari bibirnya.

5. Kecantikan perempuan berada dalam senyumannya yang menambah
kecantikannya dan membuat gembira hati orang yang melihatnya

Senyum adalah sedekah. Murah senyum tanpa bermaksud menggoda apalagi
berlebihan bisa membuat wajah indah. Meskipun berwajah rupawan, tapi
jika malas tersenyum, hanya aura negatif yang akan ditangkap oleh
orang-orang di sekitarnya

6. Kecantikan perempuan berada pada intelektualitasnya

Ukuran intelektual bukan pada gelar sarjananya atau di mana ia pernah
menuntut. Banyak ilmu-ilmu yang bisa dipungut dari sekitar, yang
membuat si perempuan mejadi cerdas. Kehidupan adalah sekolah yang tak
pernah tamat sebelum ajal menjelang. Tak ada sekolah untuk menjadi
istri yang baik. Tak ada universitas yang melahirkan ibu yang baik.
Ruang dan waktulah yang akan menempa perempuan mejadi istri dan ibu
yang baik.

7. Kecantikan perempuan berada pada seberapa jauh pengetahuannya akan
tanggung jawabnya terhadap keluarga, rumah, anak-anak , masyarakat
dan umat manusia

Perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Seberapa jauh
pengetahuan seorang perempuan akan terlihat dari tingkah laku
keluarganya. Ia selalu berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi
sekitarnya. Mengambil peran penting dalam rangka memperbaiki
lingkungan. Lihatlah laki-laki sukses di jagat raya. Dibalik
kesuksesannya, pasti ada perempuan tangguh di menemani. Menjadi
pendukung nomor satu, tempat kembali saat sang pahlawan lelah
berjuang.

8. Kecantikan perempuan berada pada kemampuan dan keinginannya untuk
memberi.

Orang bisa miskin harta, tapi ia bisa kaya hati. Selalu memberi,
tanpa mengharap imbalan yang berarti. Ia senang ketika orang lain
senang. Ia sedih ketika orang lain sedih. Kemurahan hatinya membuat
wajahnya bersinar. Membuat ia selalu dirindukan, meskipun sosoknya
biasa-biasa saja.

Mungkin masih banyak kecantikan lain yang tercecer. Tapi dengan
kecantikan-kecantik an ini, perempuan manapun bisa tampil memikat.
Mudah caranya, murah biayanya.

Satu hal yang paling penting, kecantikan-kecantik an ini sifatnya
abadi. Akan dikenang meskipun si perempuan telah tiada. Tidak seperti
kecantikan lahiriah yang sementara. Setelah tua, ketika senja
menyapa, ia tak menarik lagi. Manakah yang akan Anda pilih?
Kecantikan sementara atau kecantikan abadi?
(by: Koko Nata)

Sumber: “Ya Ma’syaru Ar-Rijaal, Rifqan bin An-nisaa