Jumat, 12 Juni 2009

Kisah sepotong kue

Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam, masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba, untuk membuang waktu ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada dianrata mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, menguyah kue dan melihat jam. Sementara sipencuri kue yang pemberani menghabiskan persediannya, ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir”kalau aku bukan orang baik sudah ku tonjok dia!!”. Setiap ia mengambil satu kue, silelaki juga mengambil satu. Ketika hanya satu kue yang tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu dengan senyum tertawa diwajahnya dan tawa gugup, silelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Silelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separohnya lagi. Siwanita itupun merebut kue itu dan berpikir” ya ampun orang ini benar berani sekali dan ia juga kasar, malah ia tidak kelihatan berterimakasih” belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela nafas lega saat penerbangannya diumumkan.
Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang, menolak untuk menoleh pada si’pencuri kue’ tak tau terima kasih. Ia naik pesawat dan duduk dikursinya, lalu mencari bukunya yang hamper selesai membacanya. Saat ia merogoh tasnya, disitu ada kantong kuenya, di depan matanya!!!. Koq milikku ada disini erangnya dengan patah hati, jadi kue tadi milik lelaki itudan ia mencoba berbagi, terlambat untuk minta maaf ia tersandar sedih bahwa sesungguhnya dialah yang kasar tak tau terima kasih dan dialah pencuri kue itu!!!
Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri, serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.
Orang lainlah yang selalu salah
Orang lainlah yang patut disingkirkan
Orang lainlah yang tak tau diri
Orang lainlah yang berdosa
Orang lainlah yang selalu buat masalah
Orang lainlah yang pantas diberi pelajaran
Padahal kita sendiri yang mencuri kue
kita sendiri yang tak tau tarima casi

Kita sering mempengaruhi, mengomentari, mencemooh dan menilai gagasan orang lain, sementara sebetulnya kita tidak tau betul permasalahannya.

Tidak ada komentar: