Selasa, 16 Maret 2010

Akh, Tipis




Shalat Maghrib baru saja ditunaikan. Oleh orang-orang yang masih mau menunaikannya tentu. Seorang aktivis mencari barang kebutuhan biasa yang cukup vital baginya: jam meja dengan alarm. Lumayan, bisa membangunkan sebelum datang waktu Shubuh. Karena belum ada orang yang siap membantu membangunkan. Dan iapun mendapatkan yang dicari dengan harga yang menurutnya tidak terlalu mahal.

Baru saja turun lewat eskalator, ia menemukan ironi. Anak perempuan usia SD terlelap kelelahan di emperan. Tak punya rumah. Barangkali habis mengamen, atau mengemis seharian. Di sampingnya, sang adik belum tidur. Kira-kira 2 tahun usianya. Dekil. Kumal. Tak ada ayah ibu.

Tiba-tiba sang aktivis merasa menjadi "akh tipis". Tipis kepedulian. Tipis pembuktian. Tipis karya. Ia teringat betapa mudahnya mengeluarkan sejumlah uang kepada penjaga warnet untuk nge-browse situs yang jauh dari bermanfaat. Padahal dengan uang itu ia sebenarnya bisa meringankan rasa lapar saudaranya. Di negerinya sendiri.

Seruan tanpa teladan adalah seperti bapak yang menyuruh anaknya ke masjid sedangkan ia ada di rumah, tak sholat juga. Tidur sang "akh tipis" kini tak lagi nyenyak.

Obrolan kita di meja makan
tentang mereka yang kelaparan...

Tidak ada komentar: