Selasa, 25 Desember 2007

Ikhwan tunduk di bawah air mata seorang akhwat

Ikhwah merupakan makhluk yang kuat dibandingkan kaum hawa baik fisik maupun keputusannya, semuanya harus sesuai yang dengan keinginannya tanpa harus memikirkan perasaan orang lain terkhusus kaum hawa.

Waktu itu ada pemetaan kader di Fakultas, setiap kader akan diprioritaskan kemasing-masing lembaga atau UKM yang ada di Kampus, dan itu semua sudah ada yang mengatur ya…..kalau kami bilang Orang-Orang langit yang mengatur. Setiap kader harus taat, distulah kita dilihat dengan mereka keTsiqohan jundi terhadap Qiyadah.

Walaupun kita merasa bahwa kita tidak kafa’ah disana. Ada beberapa kader yang Tsiqoh dengan Qiyadah, tp ada juga yang ingin berontak tapi tidak tahu mengadu kemana, karena Orang-Orang langit ini seperti angin he..he…keadaannya dirasakan, tapi tidak nampak. Namun ada juga yang kritis kebanyakkan orang-orang yang seperti ini selalu dicap pembangkang he…he…lucu ya…Orang yang seperti ini dia tidak akan menerima keputusan orang-orang langit, karena dia merasa tidak kafa’ah disana dan amanah ini akan pertanggung jawab di akhirat nanti

Kader ini adalah seorang akhwat yang cukup kritis, berani,dan kreatif ya…termasuk pentolan orang kampuslah. Dia mendatangi orang-orang langit yang khusus membahas masalah ini, sayangnya dia seorang ikhwah tapi dia tidak perduli tetap ingin bicarakan masalah ini.

Ketika itu siang hari di mushala Fakultas, ikhwah dan akhwat tersebut membicarakan masalah mereka di belakang hijab, akhwat ini didampingi seorang teman akhwat juga . Et tunggu dulu kita runut lagi kebelakang sebenarnya masalah akhwat ini apa???? Begini, akhwat ini tidak ingin di masukkan di BEM Universitas dia ingn dimasukkan di MPM Universitas, jadi akhwat ini bersikeras tidak mau ke BEM,Jadi…begitu ceritanya

Kembali lagi ke suasana mushala Fakultas. Ikhwah ini sudah panjang lebar mengatakan kenapa akhwat ini mesti ke BEM dan akhwat pun membantahnya, sehingga sampailah terjadi adu mulut. Sang ikhwah tetap dengan keputusannya, sang akhwat hanya bisa diam….dan diam…tiba-tiba air mata jatuh dan terdengar isak tangis.

Sang ikhwah mendengar itu semua merasa bersalah banget dan ia terdiam…..dan beberapa menit kemudia keluarlah kata dari sang ikhwah “Ukhti jangan menangis, ana tidak tahan lihat akhwat nangis” kemudian “kalau itu sudah keputusan ukhti, ukhti boleh disana”.

Ternyata sekeras apapun seorang ikhwah akhirnya akan tunduk di bawah air mata wanita, apakah yang membaca seperti itu juga…….????berarti ini menundukkan bahwa ikhwah juga manusia.


2 komentar:

Anonim mengatakan...

This is great info to know.

Dumasari Daulay,S.TP mengatakan...

thank u, make this just one experience. oke.....!!