Sabtu, 01 Mei 2010

Membaca dan Menulis




"Kemampuan menulis itu berbanding lurus dengan ketekunan kita membaca." Begitulah kira-kira kalimat yang diucapkan teman yang belum lama saya kenal.

Teman saya ini mampu membaca buku yang tebalnya ratusan halaman dalam waktu satu malam saja. Koleksi bukunya pun tak tanggung-tanggung, sekitar tujuh ratusan buah buku yang dia miliki, dan sudah pasti sudah dia baca semua. Buku-buku itu ia kumpulkan sejak ia mulai bekerja dengan gaji ratusan ribu rupiah. Maka tak heran jika dia mampu menghasilkan tulisan-tulisan ringan, enak dibaca namun penuh hikmah.

Seorang penulis yang sering saya 'ambil' artikel di blognya pernah menceritakan dalam salah satu tulisannya, bahwa ketika beliau pindah rumah, sebagian besar kardus yang dibawa penuh berisi dengan buku-buku. Maka tak heran jika beliau begitu produktif dalam membuat artikel-artikel penuh dengan nasihat-nasihat dan petuah-petuah bijak.

Membaca buku mungkin bukanlah yang sulit bagi saya dan Anda, toh kita sudah bisa membaca sejak lama. Sejak kita berada di sekolah dasar kita sudah mampu membaca buku pelajaran. Namun, untuk membaca apa yang tersirat dari setiap yang kita alami itu mungkin yang sulit. Padahal bila kita mau merenung sejenak, insya Allah kita bisa menemukan makna dari semua kejadian itu. Bukankah Allah dalam menciptakan sesuatu tidak dalam kesia-siaan?

Mungkin itulah kemampuan yang dimiliki oleh kedua orang yang saya ceritakan di atas. Selain mampu membaca apa yang tersurat dari setiap buku yang dibaca, keduanya juga membaca apa yang tersirat di dalamnya. Mereka mampu menggunakan kedua mata mereka yang sehat dan afiat, serta mata hati mereka dalam memandang perjalanan hidup.

Mereka pun mampu untuk membuat tulisan sebagai buah karya berharga. Menebar hikmah dalam goresan pena. Memberikan tausiyah dalam lembaran-lembaran artikel. Mengalirkan manfaat bagi diri serta bagi orang-orang yang membacanya.

Mudah-mudahan saya bisa seperti mereka.

Tidak ada komentar: